Beberapa waktu lalu seorang penulis kristiani terkenal menyatakan dirinya bukan lagi pengikut Kristus. Beritanya membuat kaget banyak orang. Buku-buku yang ditulisnya sudah membuat pengaruh yang luar biasa pada jamannya.
Dan belum selesai hal itu dibicarakan orang, kemarin ada lagi berita seorang pemimpin pujian dari sebuah gereja yang sangat terkenal di dunia juga menyatakan dirinya tidak lagi seorang Kristen. Banyak lagunya yang telah memberkati banyak orang.
Dari dua peristiwa ini, saya (Ida), jadi berpikir.. Ini benar-benar
terjadi, mau berapa lama kita merasa sudah menjadi orang Kristen, kita masih
punya peluang untuk meninggalkan Tuhan. Jangan ditanya apa yang menyebabkan
orang-orang tadi berpaling iman, semuanya bukan pemikiran sesaat tapi sudah mereka
gumulkan bertahun-tahun sementara mereka tetap melakukan kegiatan mereka. Lalu
bagaimana reaksi kita? Buat yang tidak tahu siapa mereka atau mengenal
karya-karyanya, mungkin tidak akan berpengaruh banyak. Mungkin kita hanya bisa
mengelus dada dan bertanya-tanya mengapa merkea bisa begitu. Atau, kita
menerawang sambil berkata, “Yah, itulah kehidupan..” Tap ibuat yang
pernah membaca buku-bukunya dan atau mendengar, menyanyikan dan diberkati oleh
lagu-lagunya, mungkin akan merasa yang berbeda. Beberapa reaksi yang mungkin
muncul adalah kaget, sedih, marah, kecewa dan atau malah mulai mempertanyakan
iman.
1. Jangan menghakimi.
Jangan. Menghakimi. Biar Tuhan yang menjadi Hakim.
2. Perhatikan Hidup
Daripada menghakimi, lebih baik lihat ke dalam diri sendiri. Sudah bagaimana kita menjalani hidup sebagai orang yang mengaku percaya
3. Saling Menjaga
Kita tidak pernah tahu apa yang ada dalam hati dan pikiran setiap orang, namun kita bisa tetap saling menjaga dalam lingkaran kasih dan persaudaraan Kristus.
Mungkin setelah dua orang ini akan ada lagi bermunculan orang-orang yang dengan berani melakukan hal yang sama. Jangan kaget.
Menyukai ini:
Suka Memuat...