What a Wonderful Family (2016)

It's_Tough_Being_a_Family-p1Kazoku wa Tsuraiyo (2016). Alasan mau nonton film ini karena ada Bapak yang jadi kakeknya Chibi Maruko Chan. Hehehehe.. Sudah tua banget. Baca sinopsisnya dan kayaknya menarik. Bagaimana bisa sepasang suami istri yang sudah mengarungi sumah tangga selama 50 tahun malahan berakhir di perceraian? Dan lebih serunya, surat cerai yang ditandatangani oelh si Bapak adalah kado yang diminta oleh Ibutepat di ulang tahun emas pernikahan mereka.

Keluarga sederhana. Bapak dan Ibu tinggal bersama anak tertua beserta istri dan dua orang anak lelaki mereka. Tidak lupa anak bungsu si Bapak juga masih tinggal di sana, padahal usianya sudah pantas untuk menikah dan meninggalkan rumah. Rupanya ada alasan mengapa dia masih tetap tinggal di rumah yang sama. Anak tengah, perempuan, tinggal bersama suaminya di tempat lain. Suaminya ini lucu gitu. Hahaha.. ketika yang lain lagi serius berdiskusi, dia malahan main bola senam sampai terpeleset dan disengiti sang istri.

Si Ibu, dalam usia senjanya, ikut klub menulis dan sangat menikmati pelajaran dan interaksi dalam klub. Dia dan para peserta klub, yang juga rata-rata sudah nenek-nenek, rupanya mengagumi sang Pengajar. Ide dan tulisan si Ibu sempat dipuji dan menjadi bahasan klub. Si Ibu juga memiliki waktu berharga dalam perenungannya tentang si Bapak dalam proses mengikuti klub menulis ini.

Si Bapak, sempat merasa orang yang dibuang setelah tidak ada gunanya, akhirnya menerima saja keputusan si Ibu. Malahan terkesan tidak peduli dan tidak memperjuangkan kembali hati si Ibu. Sampai anak-anak gemas dibuatnya. Si Bapak banyak menghabiskan waktunya di sebuah warung sake yang dimiliki oleh seorang wanita cantik yang baik hati yang selalu memperhatikan setiap pengunjung warungnya, termasuk si Bapak.

Cucu-cucu si Bapak juga ada aja tingkahnya. Dalam rumah imut berlantai dua, 2 remaja yang sedang beranjak dewasa harus berbagi segalanya dan pastinya, muncullah persaingan. Bapak mereka juga tak luput dari keisengan. Dengan ekspresi yang tidak terkatakan, Bapak mereka pasrah saja terhadap perlakuan anak-anaknya. Seperti Bapaknya si Bapak yang juga pasrah terhadap perlakuan Ibunya.

Si anak bungsupun punya cerita sendiri di tengah kemelut keluarganya. Dia, dan calon istrinya, seakan memberi harapan bahwa pernikahan dan kehidupan bersama masih bisa dipertahankan dan diperjuangkan. Oleh karena itu, dia tidak mundur dari rencananya untuk menikah dengan kekasihnya meski kedua orangtuanya sedang di ambang perceraian. Optimis sekali anak muda ini!

Yang menarik, ada adegan si Bapak nonton film Tokyo Story dan aku juga sudah pernah nonton film itu. Hehehehe.. Seperti ada hubungan antara yang dialami sama tokoh  di film itu dengan apa yang terjadi dalam kehidupan si Bapak. Belum nonton Tokyo Story?

Akhirnya, walaupun tidak seindah yang dibayangkan, kehidupan berkeluarga pasti ada saat-saat bahagia. Ada juga saat jenuh. 50 tahun bersama orang yang sama setiap hari! Seperti judulnya dalam bahasa Jepang, Kazoku wa Tsurai yo, yang berarti “It’s Tough Being a Family”. Nah, bagaimana respon hati ketika jenuhitu datang?

Credit: http://asianwiki.com

Tinggalkan komentar